Thursday 7 December 2017

Peristiwa Palagan Ambarawa

Palaga Ambarawa merupakan peristiwa perlawanan rakyat Ambarawa terhadap sekutu dalam hal ini Inggris bersama Belanda yang berusaha mengambil alih kekuasaan Jepang tepatnya di daerah Ambarawa. Peristiwa ini bermula dari pendaratan tentara Sekutu yaitu NICA yang merupakan tentara inggris yang didalamnya ternyata ada tentara Belanda yang berusaha mengambil kembali Indonesia sebagai jajahannya. Tentara NICA dipimpin oleh Brigadir Bethell mendarat di Semarang. Kedatangan Sekutu yaitu tentara NICA sebelumnya disambut baik karena tujuan awal hanya mengurus tawanan perang yaitu para tentara Jepang. Gubernur Jawa Tengah waktu itu Mr. Wongsonegoro menyepakati akan menyedikan keperluan pangan sekutu dan sekutu sendiri berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia namun ternyata tentara sekutu ada tujuan lain yaitu menyerahkan Indonesia kepada Belanda. 

Sumber gambar: https://i1.wp.com/semarang.kotamini.com/wp-content/uploads/sites/14/2015/07/Monumen-Palagan-Ambarawa.jpg?fit=950%2C534

Tentara NICA ke Magelang dan Ambarawa guna melucuti senjata Jepang namun Belanda kecewa karena senjata Jepang sebagian besar sudah dilucuti oleh rakyat dan tentara Indonesia dalam hal ini TKR. Belanda dan NICA berusaha menlucuti TKR namun tidak semudah yang diharapkan karena TKR bersama rakyat melawan Belanda dan NICA itu sendiri sehingga terjadi pertempuran tepatnya di Magelang. Tentara Sekutu bertindak seperti penguasa yaitu berusaha mengatur dan membuat onar karena rakyat dan TKR tidak mau menyerahkan senjata rampasannya kepada sekutu. TKR dibawah Resimen pimpinan M. Sarbini di Magelang membalas perlakukan  sekutu dengan mengepung sekutu dari segala penjuru namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden Sukarno karena di Pusat pemerintahan Sekutu mendekati pemerintahan Indonesia dan mengutarakan hanya akan membawa tentara Jepang sehingga Sukarno menyeruhkan menghentikan serangan terhadap sekutu dan menciptakan suasana yang damai. Namun tengah malam sekutu dalam hal ini NICA berusaha merebut benteng Ambarawa dengan mengerahkan pasukannya dari Magelang menuju Ambarawa. Mendengar kepindahan sekutu menuju Ambarawa, Resimen pimpinan Kolonel M. Sarbini menuju Ambarawa. Terjadi pertempuran sekutu mundur ke Desa Jambu dan tertahan karena hadangan para pasukan angkatan muda dibawah pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat dengan para pasukan gabungan dari Ambarawa dan Surakarta.

Sekutu berhasil lolos dari kepungan namun kembali dihadang oleh Batolyon I Suryosumpeno di Ngipik. Pada saat kemunduran sekutu berusaha menduduki 2 desa namun mendapat perlawanan dari Letkol Isdiman dan tentara TKR namun kuatnya sekutu karena persenjataannya membuat Letkol Isdiman dan tentaranya mengalami kekalahan dimana Isdiman gugur. Gugurnya Isdiman membuat Komandan Divisi V Banyumas yaitu Sudirman turun tangan menerahkan TKR dan bantuan pasukan dari Yogyakarta, Solo, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan daerah sekitarnya. Pada tanggal 23 November 1945 terjadi pertempuran antara sekutu dan tentara yang dipimpin Sudirman. Sekutu menggunakan rakyat desa tersebut sebagai tameng hidup sehingga membuat susah tentara Sudirman dalam melancarkan serangan serentak. Pasukan sekutu sebenarnya terdesak hingga terkumpul di komplek gereja dan Makam penguburan tentara Belanda. Sekutu mendapat bantuan dengan tank-tank yang menyerang dari belakang para pejuang Indonesia yang membuat TKR dibawah Sudirman harus mundur dan merancang serangan selanjutnya.

Sumber gambar: https://i2.wp.com/bukubiruku.com/wp-content/uploads/2017/06/Kapan-Petempuran-Ambarawa-Terjadi.jpg?resize=680%2C489&ssl=1

Sudirman mengadakan rapat untuk melancarkan serangan balasan. Serangan balasan dilancarkan pada pukul 04.30 pada tanggal 12 Desember 1945. Pertempuran berkobar jalan Semarang-Ambarawa menjadi saksi bisu pertempuran tersebut. Tentara gabungan dari berbagai daerah yang dikomando oleh Sudirman berhasil menguasai jalan-jalan di antara Semarang dan Ambarawa dengan siasat perang Supit Urang. Supit Urang merupakan siasat perang dengan mengepung rangkap hingga musuh benar-benar berada pada posisi terkurung. Setelah pertempuran berlangsung selama 4 hari pasukan Sudirman berhasil menguasai Ambarawa dan memukul mundur sekutu menuju ke Semarang. Kemenangan yang diraih pasukan gabungan dibawah Komando Sudirman diabadikan dengan membangun Monumen  Palagan Ambarawa dan juga tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Jadi TNI Angkatan Darat. Itulah tentang pertempuran Ambarawa. 

1 comment: