Thursday 30 November 2017

Perjuangan Gajah Mada di Majapahit

Majapahit merupakan kerajaan yang besar yang wilayahnya sangat luas hingga ke negeri tetangga seperti malaysia dan sampai Filipina. Majapahit dibentuk oleh Prabu Wijaya yang masih ada hubungan keluarga dengan raja-raja Singosari yang telah runtuh.

Kejayaan Majapahit tergambar dari luasnya dan pengaruh kerajaan Majapahit di Nusantara. Kerajaan Besar dan armada laut yang kuat ditambah pasukan yang tangguh membuat Majapahit disegani. Berbicara tentang Gajah Mada mungkin sebagian besar dari kita sudah tahu bahwa Gajah Mada merupakan mahapatih Majapahit yang mampu membawa Majapahit hingga mencapai kejayaan dan wilayah yang luas.
Sumber gambar: 3.bp.blogspot.com/-OZoUKZJa3hU/VOlFxOZrYtI/AAAAAAAAHfA/_mr0vLek3vo/s1600/Misteri%2BKemana%2BMenghilangnya%2BGajah%2BMada.jpg

Awal karier Gajah Mada di Majapahit dimulai dari Bayangkara yaitu pasukan pengawal keluarga raja. Pada masa Raja Jayanegara merupakan ujian berat bagi kerajaan Majapahit dimana banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan yang mana sempat membuat keluarga raja harus mengungsi karena pemberontakan berhasil menguasai istana.

Diceritakan pada masa Prabu Kertanegara yang menjadi patih adalah Dyah Halayuda. Usia Prabu Kertanegara yang masih muda membuat perannya kurang dan lebih pada Mahapatihnya yaitu Dyah Halayuda. Halayuda terkenal akan sifatnya kurang baik sehingga banyak tidak disukai. Sebelum Halayuda menjadi patih, yang menjadi patih adalah Nambi. Nambi sebenarnya izin ke Lumajang untuk menjenguk ayahnya yang sedang sakit. Setelah ayahnya meninggal dan Nambi meminta tambahan izin beberapa hari dilumanjang karena ayahnya baru meninggal. Halayuda yang memepang tidak suka dengan Nambi dan menginginkan menjadi Patih Majapahit menghasut prabu bahwa Nambi sedang menyusun kekuatan untuk memberontak ke Majapahit. Atas informasi Halayuda, Prabu Jayanegara marah dan mengirim pasukan ke Lumajang untuk menangkap Nambi yang dianggap sedang menyusun kekuatan. Pertempuran pun terjadi Lumajang diserbu pasukan Majapahit dan Nambi terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Setelah terbunuhnya Nambi, Halayuda diangkat menjadi Mahapatih Majapahit. Sikap Halyuda yang selalu menebar curiga dan dan fitnah membuat Majapahit menjadi tegang. Pemberontakan-pemberontakan silih berganti namun yang paling besar pengaruhnya adalah pemberontakan Ra Kuti. Pemberontakan Ra Kuti berhasil menguasai istana kerajaan Majapahit dan membunuh Halayuda. Gajah Mada langsung mengajak keluarga raja dan raja untuk mengungsi lewat jalur rahasia yang tidak diketahui oleh prajurit Ra Kuti.

Gajah Mada sebagai bayangkara berhasil membawa Prabu Kertanegara dan keluarganya mengungsi disebuah desa. Di Istana Kerajaan pasukan Ra Kuti merayakan kemenangannnya dan mengakat Ra Kuti sebagai Raja Majapahit. Ra Kuti tidak tinggal diam, Ra Kuti mengutus prajuritnya agar terus mencari Prabu Jayanegara yang berhasil lolos dari peristiwa kudeta yang dilakukan Ra Kuti.

Dingasingan Gajah Mada menghimpun kekuatan untuk melakukan serangan ke Majapahit untuk menghancurkan Ra Kuti. Gajah Mada mengundang orang-orang yang setia terhadap prabu dan membenci Ra Kuti untuk menyusun penyerangan.

Sandi serangan serentak yaitu panah api menjadi sandi penyerangan serentak. Ra Kunti yang tidak siap akan penyerangan yang dilancarkan oleh Gajah Mada dan pasukan yang setia kepada Prabu Kertanegara tidak mampu dibendung Ra Kuti. Gajah Mada menggunakan jalur rahasia untuk melakukan penyerangan dari dalam kedataon Istana Majapahit sehingga membuat pasukan Ra Kuti ditererang dari dalam dan luar istana. Ra Kuti berhasil dibunuh dan Prabu Kertanegara kembali kekerajaan Majapahit untuk memimpin kembali kerajaan Majapahit. Kekosongan Mahapatih, Prabu Kertanegara memilik Arya Tadah sebagai patih Majapahit sedang Gajah Mada diangkat sebagai kepala Bayangkara. Setelah mangkatnya Prabu Kertanegara dimana belum mempunyai anak maka diangkatlah adik dari Prabu Kertanegara yaitu Tribuwanatunggadewi sebagai raja Majapahit. Pada masa kepemimpinan Tribuanatunggadewi juga terjadi pemberontakan yaitu pemberontakan Sadeng yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Pengunduran Arya Tadah sebagai patih membuat kursi patih Majapahit kosong dan ditunjuklah Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit. Pada saat Gajah Mada diangkat menjadi patih Gajah Mada bersumpah yang disebut Sumpah Palapa yaitu sumpah untuk mempersatukan wilayah nusantara dibawah Majapahit. Pada tahun 1343, Gajah Mada mulai melancarkan serangan kebeberapa daerah yang belum bersatu dengan Majapahit yaitu Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Sumatra berhasil dikuasai Majapahit.

Pada tahun 1350 Tribuanatunggadewi menyerahkan tahtanya keputranya yaitu Hayam Wuruk. Pada masa Hayam Wuruk kekuasaan Majapahit hingga ke Malaka dan juga Filipina. Majapahit semakin luas dan disegani karena memiliki armada laut yang sangat kuat. Nama Majapahit juga sampai ke negeri Cina.

Pada masa Hayam Wuruk juga terdapat tragedi yaitu perang Bubat yang akhirnya Gajah Mada harus ikhlas melepas jabatan Mahapatihnya. Perang Bubat sebenarnya adalah perjodohan antara Hayam Wuruk dengan putri Pajajaran yaitu Diah Pitaloka. Gajah Mada tidak tahu bahwa pasukan Pajajaran datang ke wilayah Majapahit dengan tujuan tersebut. Gajah Mada mengerahkan pasukannya untuk menyerang tempat peristirahatan pasukan Pajajaran. Raja Pajajaran dan Putri Diah Pitaloka terbunuh dan menyebabkan Hayam Wuruk akhirnya melepaskan gelar Mahapati yang disandang Gajah Mada.

4 comments:

  1. ini cerita paling saya sukai

    ni blog ku www.wutisdiswut.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  2. mas .. patung gajah madaini menarink banget,, patung ini letaknya dimana sekarang

    ReplyDelete
  3. Majapahit memang kerajaan yang patut dibanggakan dengan segala kedigdayaannya... salut dah

    ReplyDelete
  4. teringat waktu sd dulu, yg ngajar bokap sendiri, sejarah2 kerajaan dulu n Gadjah Mada yg paling sy ingat. thx min udh share. JASMERAH.

    ReplyDelete