Singosari merupakan kerajaan yang dahulu ada di Indonesia yaitu daerah Malang Jawa Timur. Kerajaan Singosari terkenal akan peristiwa pertumpahan darah antar keturunan Ken arok dan keturunan dari Tunggel Ametung. Terus apa kaitannya kutukan Empu Gandring dengan kerajaan Singosari? dalam artikel ini akan dibahas.
Cerita tentang Empu Gandring dan Ken Arok bukan hanya diketahui oleh orang Jawa Timur tapi sudah cakupan Indonesia. Cerita Ken Arok sendiri sudah beberapa kali dibuat film sehingga banyak orang Indonesia yang tahu cerita Ken Arok. Ken Arok sebelumnya hanyalah pemuda yang bukan dari garis keturunan pangeran. Ken Arok masih muda merupakan pemuda yang suka berjudi dan mencuri. Ken Arok kemudian mencoba melamar menjadi prajurit Tumapel sebuah wilayah Kerajaan Kediri. Tumapel sendiri dipimpin oleh Tumenggung Tunggul Ametung. Tunggul Ametung memiliki istriki yang cantik yang bernama Ken Dedes.
Ken Arok tertarik akan kecantikan Ken Dedes yang menyebabkan lupa diri yaitu ingin memiliki Ken Dedes. Ken Arok di Tumapel termasuk prajurit yang tangguh sehingga membuat Ken Dedes juga tertarik terhadap Ken Arok.
Keinginan Ken Arok akan senjata yang sakti mengantarkannya bertemu Empu Gandring. Ken Arok memesan keris kepada Empu Gandring. Empu Gandring sendiri terkenal sebagai pandai besi yang terkenal dan membuat Ken Arok memesan keris ke Empu Gandring. Empu Gandring menjanjikan 1 tahun kepada Ken Arok bahwa keris tersebut akan jadi dalam waktu 1 tahun dan Ken Arok pun setuju.
Waktu 1 tahun ternyata dirasa-rasa sangatlah lama kemudian 5 bulan setelah pemesanan Ken Arok mendatangi kembali Empu Gandring untuk mengambil kerisnya. Ken Arok marah karena keris yang dipesannya belum sempurna dan Empu Gandring sendiri sebenarnya tidak mau menyerahkan keris tersebut karena belum jadi karena sesuai perjanjian waktu yang dibutuhkan 1 tahun.
Ken Arok meminjam keris tersebut kepada Empu Gandring untuk melihat namun ternyata Ken Arok menggunakan keris tersebut untuk menusuk Empu Gandring. Empu Gandring sebelum meninggal mengutuk keris tersebut akan membawa korban dari keturunan Ken Arok.
Setelah mendapatkan keris sakti tersebut kemudian keris tersebut diberikan kepada sahabat Ken Arok di keperajuritan yaitu bernama Kebo Ijo. Kebo Ijo membanggakan keris tersebut dan memamerkan kepada prajurit-prajurit yang lain. Pada suatu malam Kebo Ijo tidur, Ken Arok mengambil keris sakti tersebut dan digunakan untuk menusuk Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian pergi meninggalkan Tunggul Ametung dengan keris yang masih menancap di tubuhnya. Kematian Tunggul Ametung membuat seluruh ketemenggungan Tumapel rame dan mencari pemiliki keris tersebut yang masih menancang. Semua prajurit tahu yang memiliki keris tersebut adalah Kebo Ijo. Kebo Ijo dipanggil namun Kebo Ijo mengelak bahwa dia tidak membunuhnya kemudian Ken Arok mengambil keris tersebut dan digunakan untuk membunuh Kebo Ijo.
Sepeninggalan Tunggul Ametung, Ken Arok menikahi Ken Dedes. Ken Arok menjadi penguasa di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung. Ken Arok dengan Ken Dedes di anugrahi 3 anak yang salah satunya bernama Mahisa. Ken Dedes sendiri dengan Tunggul Ametung sebelumnya sudah mempunyai putra yaitu Anusapati. Ken Arok mempunyai selir bernama Ken Umang. Dengan Ken Umang, Ken Arok mempunyai anak bernama Tohjaya. Pada saat di Kerajaan Kediri sedang terjadi masalah dimana Raja Kediri bernama Kertajaya berselisih paham dengan para Brahmana. Para Brahmana pergi ke Tumapel untuk meminta bantuan Ken Arok. Ken Arok sendiri sebenarnya sedang menghimpun kekuatan untuk memberontak dan memisahkan diri dari Kediri. Adanya bantuan dari Brahmana dan wilayah Kediri yang tidak suka dengan Raja Kediri membuat kekuatan Ken Arok untuk memberontak semakin kuat.
Ken Arok melancarkan serangan ke Kediri dan terjadi pertempuran di Desa Genter dimana mampu mengalahkan Kediri. Setelah berhasil menaklukan Kediri, Ken Arok menjadikan Tumapel sebagai pusat pemerintahan dan membuat Kerajaan bernama Singosari. Ken Arok oleh Brahmana dinobatkan sebagai raja dengan gelar Sri Rajasa Bathara Amurwabhumi dengan dinastinya bernama Girindrawangsa.
Ken Arok berkuasa di Singosari dari tahun 1222-1227. Ken Arok meninggal setelah dibunuh oleh anak tirinya yaitu Anusapati dengan menggunakan keris Empu Gandring. Anusapati marah setelah tahu bahwa yang membunuh ayahnya yang sebenarnya adalah Ken Arok. Anusapati selanjutnya menjadi raja meneruskan Ken Arok. Anusapati memimpin Singosari sampai tahun 1248 Masehi. Anusapati meninggal dibunuh oleh anak Ken Arok dengan Ken Umang yaitu Tohjaya. Sepeninggalan Anusapati, Tohjaya memimpin Singosari namun masa kepemimpinannya sebagai raja di Singosari tidak berlangsung lama karena Tohjaya dibunuh oleh anak dari Anusapati yang bersekutu dengan Mahisa Cempaka yang merupakan keturunan Raja Kediri. Anak dari Anusapati bernama Ranggawuni. Sepeninggalan Tohjaya, kursi raja dipegang oleh Ranggawuni dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Pada tahun 1254, Wisnuwardhana mengangkat putranya menjadi raja yang bernama Kertanegara.
Pada masa Kertanegara, Singosari memcapai puncak kejayaan dan juga keruntuhan. Puncak Kejayaan Singosari digambarkan dalam ekspedisi Pamalayu dimana Singosari mampu menguasai Bali dan Maluku. Kerajaan Singosari runtuh pada masa Kertanegara yang mana mendapat serangan dari Jayakatwang yang ingin menghidupkan kembali Kerajaan Kediri. Kerajaan Singosari jatuh ketangan Jayakatwang namun salah satu menantu Kertanegara berhasil lari yaitu Raden Wijaya. Raden Wijaya selanjutnya mampu menghimpun kekuatan dan atas upayanya memanfaatkan tentara Mongol yang sebenarnya ingin mengegmpur Singosari namun atas kecerdikan Raden Wijaya, tentara Mongol itu dimanfaatkan untuk menggempur Jayakatwang. Sepeninggalan Jayakatwang, Raden Wijaya beserta adipati yang simpati dengan Raden Wijaya mengusir tentara Mongol dan selanjutnya Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit.
Itulah Kerajaan Singosari yang diliputi pertumpahan darah dari keluarga Ken Arok sesuai dengan kutukan dari Empu Gandring. Cerita ini sudah menyebar di Indonesia karena sudah beberapa kali di filmkan tentang Ken Arok dan Ken Dedes. Adapun peninggalan dari Kerajaan Singosari yang masih terjaga yaitu Candi Singosari, Candi Kidal, dan Candi Jago.
No comments:
Post a Comment