Wednesday, 4 October 2017

Sejarah Pasukan Tjakrabirawa Pembantai para Jenderal

Sekarang ini film G30S PKI sedang menjadi pembahasan warga Indonesia. Film ini dibuat pada masa pemerintahan Suharto. Di dalam film G30S/PKI kita melihat pasukan yang menculik para jenderal nama pasukan itu adalah Tjakrabirawa. Mungkin muncul dipikiran kita sebenarnya pasukan itu pasukan apa? apakah memang pasukan PKI? dalam artikel ini akan membahas tentang pasukan Tjakrabirawa.
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah selisih 1 hari kemerdekaan Indonesia, Sukarno dan Moh. Hatta dilantik menjadi presiden dan wakil presiden pada sidang PPKI ke 1. Pada tahun 1945 banyak ancaman yang ditujukan kepada presiden kemudian diambil beberapa pasukan dari anggota Polisi Macan untuk menjadi Pasukan Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo dan bermarkas di Kantor Pusat Kementerian Negara sekaligus asrama di Gedung Kementerian Dalam Negeri. Tugas pasukan ini mengawal presiden. Pada saat Jakarta dikuasai oleh Belanda dan Presiden dan wakilnya pindah ke Yogyakarta pasukan ini ikut mengawalnya. Sejak keberhasilan mengungsikan rombongan Presiden dan Wapres ke Yogyakarta itu, Said Soekanto pada tahun 1947 membentuk kesatuan khusus bernama Pasukan Pengawal Presiden (PPP) dan dikomandani oleh Mangil. Inilah awal adanya pasukan memang dikhususkan mengawal presiden. Meskipun presiden sudah mempunyai pasukan pengawal namun upaya pembunuhan terhadap presiden masih tetap berlangsung. Keadaan yang demikian membuat Departemen Pertahanan dan Keamanan merancang pasukan pengawal istana presiden ( PPIP) yang lebih sempurna dari PPP. Kabar akan dibentuknya pasukan PPIP disampaikan ajudan Presiden yang bernama Letkol CPM Sabur ke presiden. Tokoh yang ingin membentuk pasukan pengawal istana presiden adalah Jendral A.H. Nasution. Sebelumnya presiden menolak karena bagi presiden PPP sudah cukup mampu mengawal presiden namun karena pertimbangan yang lebih dan masukan beberapa orang akhirnya presiden setuju dibentuknya PPIP yang diberi nama Tjakrabirawa.
Tjakrabirawa diambil dari nama senjata Prabu Kresna dalam pewayangan dimana senjata itu jika digunakan mampu menghanguskan banyak musuh. Pasukan Tjakrabirawa merupakan pasukan khusus yang anggotanya diambil dari empat kesatuan yang sudah diseleksi yaitu angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan polisi. Dari angkatan darat dari satuan pasukan Raider Angkatan Darat, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara, dan Brigade Mobil. Pasukan Tjakrabirawa terbagi kedalam empat batalyon. Batalyon pertama dan dua bertugas di Jakarta sedang Batalyon tiga dan empat di Istana Bogor. Adapun markas Batalyon I KK berada di Jalan Tanah Abang (kini Markas Paspampres) dan Batalyon II menempati asrama Kwini (sekarang ditempati Marinir angkatan. Batalyon satu pertama dipimpin oleh Mayor Eli Ebram. Mayor Eli menjabat menjadi pemimpin batolyon hanya satu tahun kemudian diganti oleh Letkol Untung yang menjadi pemimpin pemberontakan G30S/PKI. Dikutip dari jogja.tribunnews.com (30/9/2017).
Ketidak sukaaan PKI terhadap keputusan Dewan Jenderal yang menurut PKI tidak selaras dengan pemikiran PKI membuat PKI memikirkan cara untuk menculik para dewan Jenderal yang beranggotan tujuh Jenderal. Dalam Peristiwa G30S/PKI sebenarnya tidak semua pasukan Tjakrabirawa terlibat dalam penculikan jenderal hanya Batalyon satu itu saja tidak semua terlibat yang terlibat hanya pleton yang dipimpin oleh Letnan Satu Doel Arif dibawah perintah Letkol Untung. Dalam melancarkan penculikan mereka mengatakan perintah Presiden untuk menjemput para jenderal dengan tujuan agar para Jenderal tidak menolak saat diculik namun karena sifatnya yang memaksa dan juga harus segera sampai ganti baju saja tidak boleh dan kabel telepon diputus membuat para jenderal dan keluarganya curiga dan terjadilah pemaksaan dan tembakan. Enam Jenderal berhasil dibawa Tjakrabirawa dan Jenderal A.H. Nasution berhasil lolos namun anaknya tertembak dan pengawalnya menjadi korban keganasan Tjakrabirawa. Dikutip dari style.tribunnews.com ( 30/9/2017).
Para Jenderal yang diculik dibawah ke Lubang Buaya. Karena penghianatan Tjakrabirawa yang sebenarnya hanya sebagian kecil dari anggota Tjakrabirawa yang terlibat namun pasukan Tjakrabirawa menjadi jelek dan akhirnya dibubarkan pada 28 Maret 1966 para anggota Tjakrabirawa banyak yang dipenjara. Partai PKI dibubarkan juga dan kedudukan Sukarno sebagai presiden tergoyang akibat demo rakyat yang menghendaki Sukarno mundur dari kursi presiden. Presiden selanjutnya Suharto. Pada masa pemerintahan suharto membentuk pasukan khusus yang mengawal presiden yang bernama Paspampres yang anggotanya berasal dari angkatan darat. Dikutip dari kaltim.tribunnews.com ( 23/9/2013).

No comments:

Post a Comment