Tuesday 3 October 2017

Sejarah Kerajaan Demak

Kerajaan Demak sebelum berdiri merupakan sebuah wilayah kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak berdiri setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan yang didukung oleh para wali yaitu wali songo. Raja Demak Pertama yaitu Raden Patah yang bergelar Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Para walisanga selalu memberi masukan kepada Kerajaan Demak dalam mengambil keputusan. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Raden Patah sendiri merupakan keturunan dari raja Majapahit yaitu Prabu Brawijaya. Pada masa kepemimpinan Raden Patah pernah mengirim putranya bernama Pati Unus untuk menyerang Portugis namun gagal karna karena perjalan jauh ke Malaka dan menyeberang lautan. Setelah Pada tahun 1507, Raden Patah turun tahta dan digantikan oleh seorang putranya yang bernama Pati Unus. Pati Unus meninggal saat ingin kembali menyerang Portugis di Malaka. Sepeninggalan Pati Unus Demak dipimpin oleh adiknya Pati Unus yaitu Sultan Trenggono. Sultan Trenggono mengutus Fatahila untuk menyerang Portugis di Sunda Kepala dan Banten. Fatahila berhasil mengusir Portugis di Sunda kelapa dan merubah Sunda Kelapa menjadi Jayakarta dan berhasil juga merebut Banten. Sultan Trenggono memiliki anak yang menjadi istri Jaka Tingkir. Jaka Tingkir merupakan prajurit Demak. Jaka Tingkir diangkat menjadi Adipati Pajang. Sepeninggalan Sultan Trenggono, Demak dipimpin oleh Sultan Prawoto. Sultan Prawoto kurang pintar mengatur negera sehingga sebagian daerah memisahkan diri dari Demak seperti Banten dan Cirebon yang akhirnya membentuk kerajaan sendiri. Sutan Prawoto terbunuh oleh anak buah Adipati Jipang Panalon yang bernama Arya Penangsang. Arya Penasang sendiri merupakan murid dari Sunan Kudus. Arya Penangsang merupakan putra dari Pangeran Kikin atau Pangeran Seda Ing Lepen yang telah dibunuh oleh utusan Sultan Prawoto. Kematian Sultan Prawoto cepat-cepat Demak mengganti pemimpin yaitu Sultan Hadiri yang merupakan suami dari adiknya Sultan Prawoto. Sultan Hadiri tidak lama memimpin Demak karena dibunuh oleh utusan Arya Penangsang karena Sultan Hadiri mengadu ke Sunan Kudus sebagai guru Arya Penangsang. Arya Penangsang marah dan membunuh Sultan Hadiri melalui prajurit utusannya. Meninggalnya Sultan Hadiri membuat istrinya marah dan meminta Jaka Tingkir sebagai adik iparnya untuk membalas kematian Sultan Hadiri. Jaka tingkir mengirim Ki Ageng Pamanahan dan putra Ki Ageng Pamanahan yaitu Sutawijaya dan Sutawijaya mampu membunuh Arya Pemangsang. Sejak kematian Arya Pemangsang, Jaka Tingkir menjadi Raja dengan gelar Hadiwijaya dan memimndahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang dan menjadi kerajaan Pajang. 

No comments:

Post a Comment